Lewoleba, KilatNews- Politik di Lembata selama ini selalu diwarnai dengan sekat sekat dan dampak dari politik sekat ini terus dibawa sampai ke birokrasi. Yang pada akhirnya, rakyat yang menjadi korban.
Karena itu bertepatan dengan pemilihan bupati dan wakil bupati Lembata periode 2024-2029 ini, pengkotak-kotakan atau sekat itu mesti dihentikan.
Untuk itu kata politisi Partai Gerindra, Paulus Makarius Dolu, kita memilih figur pemersatu.
“Kita selama. Ini ada dalam kotak kotak atau sekat sekat. Kita butuh bupati dan wakil bupati yang tahu ada kotak kotak dan sekat sekat ini tetapi dia tidak ada dalam sekat sekat atau kotak itu”
Dampak dari politik sekat ini, yang selama ini dirasakan misalnya dikalangan birokrasi. Seorang pegawai honorer bisa perintah sekarang kepala dinas karena pegawai honorer tersebut ada dalam satu kotak dengan bupati atau wakil bupati.
Dampak lain kata Paul, seorang kepala dinas atau kabid bisa dimutasikan karena rekomendasi dari seorang pegawai honorer atau pegawai lain karena mereka dalam kotak yang sama dengan bupati.
Begitu terjadi pergantian bupati, maka politik balas dendam muncul. Akibatnya. Konflik. Jalan terus dan para pegawai bekerja dalam ketidaknyamanan.
Karena itu sekali lagi Paul tegaskan agar masyarakat memilih figur pemersatu, figur yang tidak ada dalam kotak atau sekat-sekat tersebut tapi figur tersebut tahu kotak-kotak atau sekat sekat itu. (KN/P.Matarau)
Discussion about this post