Lewoleba, KilatNews- Pelaksana harian (Plh) Sekda Lembata, Donatus Ladjar dalam rapat kordinasi (rakor) ketiga lembaga pemerintah dan non pemerintah terkait kejadian luar biasa (KLB) Rabies , Kekeringan dan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) mengatakan jangan sampai kita tidak kerja tapi surat perintah perjalanan dinas (SPPD) fiktif ada.
Rakor ketiga yang dipimpin Plh Sekda Donatus Ladjar di ruang rapat kantor bupati, Selasa (4/5/2024) dihadiri berbagai pihak terkait seperti Dinas Kesehatan, Dinas Peternakan, dan para camat, Basarnas Maumere, TNI/Polri dan Plan Indonesia, tokoh agama dan unsur lainnya. Rakor ini diselenggarakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata.
Salah satu materi yang dibahas adalah soal rabies, karena untuk Kabupaten Lembata, sudah ada satu orang yang meninggal karena rabies. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata, dr Goerilia Huar Noning mengatakan kasus kematian Dennis P. Muda Pue (25 tahun) yang meninggal dunia, Jumat (30/5/2024) merupakan kejadian langkah. Pasalnya, korban digigit anjing pada Juni 2022 lalu.
Ia mengatakan korban setelah digigit anjing, langsung ke Puskesmas untuk mendapatkan vaksin. Saat vaksin kedua, kebetulan saat itu vaksin tidak ada maka vaksin kedua tidak dilakukan. Ketika vaksin sudah ada, petugas menghubungi korban namun saat itu tidak bisa dihubungi.
Dalam rakor ketiga ini membahas langkah-langkah preventif dan responsif terhadap potensi wabah rabies.
Forum Rakor mengaku bahwa semakin dekatnya interaksi antara manusia dan hewan, risiko penularan rabies meningkat secara signifikan.
Salah satu upaya yang diusulkan dalam rakor itu adalah meningkatkan sosialisasi tentang bahaya rabies kepada masyarakat, khususnya terkait tindakan pencegahan dan langkah-langkah apa yang harus diambil jika terjadi kontak dengan hewan yang dicurigai terinfeksi rabies.
Plh Sekda Lembata Donatus Landjar yang memimpin Rakor itu juga menekankan data harus dilaporkan ke pemerintah kabupaten supaya bisa ditindaklanjuti.
Dengan data yang akurat maka pihaknya bisa melaporkan ke pemerintah pusat agar mendapat intervensi lebih.
Plh Sekda Donastus Ladjar mengatakan dengan ada kasus kematian akibat rabies, dan juga kasus kematian ternak babi akibat Virus African swine fever (ASF) atau demam babi Afrika, masyarakat tanya, apa yang dilakukan pemerintah.
Kabid Peternakan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Lembata Theresia Making yang mewakili Kadis Pertanian, Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Lembata, Kanis Tuaq mengatakan jumlas anjing di Kabupaten Lembata mencapai puluhan ribu ekor anjing, sementara jumlah anjing yang sudah di baru beberapa ratus ekor anjing di kota Lewoleba.
Sementara sisa vaksin rabies di Dinas Pertanian,Ketahanan Pangan dan Petrenakan Kabupaten Lembata, 200 ampul (untuk 2000 ekor anjing). Jumlah petugas untuk vaksin rabies 26 orang.
Deken Lembata, Romo Sinyo da Gomez ,Pr menyoroti soal jumlah anjing di Lembata dengan jumlah anjing yang sudah divaksin serta persedian vaksin rabies. Romo Sinyo minta perhatian serius dari Dinas Pertanian dan Peternakan untuk mengambil langkah-langkah yang cepat dan tepat sehingga rabies ini tidak menyebar. Selain itu terus melakukan sosialisasi di masyarakat. Gereja siap melakukan sosialisasi melalui mimbar gereja.
Rakor sepakat untuk terus mengedukasi masyarakat dan melakukan langkah-langkah konkret dalam menjaga keamanan kesehatan masyarakat dari ancaman rabies. (KN)
Discussion about this post