Lewoleba, KilatNews-Banyak masyarakat Lembata mengeluh karena ketika keluarga mereka sakit, sekarat membutuhka donor darah. Keluarga pasien tidak jarang putus asa karena begitu sulitnya cari orang untuk donor darah. Pemda Lembata, terkesan tutup mata masalah darah yang selama ini sering dikeluhkan oleh masyarakat. DPRD Lembata juga tidak serius membicarakan hal ini dengan pemerintah.
Pada rapat kerja komisi III DPRD Lembata dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata, Kamis (18/4/2024) anggota komisi III,Filibertus Kwuel Wuwur mengangkat masalah darah di RSUD Lewoleba. Ia mengatakan masyarakat banyak mengeluh karena kesulitan untuk mendapatkan darah ketika keluarganya sakit dan membutuh donor darah.
“Apakah tidak pernah dipikirkan oleh pemerintah untuk bank darah di RSUD Lewoleba, pasien yang butuh donar darah sangat sulit untuk mendapatkan darah”
Filibertus juga mempertanyakan peran Palang Merah Indinesia (PMI) di Kabupaten Lembata. Apa peran dan tugas PMI di Lembata.
Darah itu mahal, darah itu vital bagi pasien yang membutuhkan donor darah. Setetes darah bisa menyelamatkan pasien yang lagi sakit, sekarat. Masyarakat Lembata dengan suka rela untuk mendonorkan darah untuk kemanusian, namun sayang di Lembata ini tidak ada bank darah untuk menyimpan darah.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata, Goerilia Huar Noning mengatakan darah memang sangat vital bagi pasien yang membutuhkan donor darah terutama bagi ibu hamil. Ia mengatakan masing -masing rumah sakit semestinya ada bank darah, yang dikelola oleh PMI. Di Lembata belum ada bank darah. Ia mengatakan di RSUD Lewoleba memang ada untuk penyimpanan darah, tapi kecil dan batas waktu penyimpanan hanya 30 hari.Lewat dari 30 hari, darah tersebut tidak bisa dipakai lagi.
Untuk bank darah, butuh sarana prasarana gedung, alat penyimpan darah, peralatannya juga mahal. Karena itu lanjutnya, butuh anggaran yang cukup besar untuk bangun bank darah. Ia mengatakan bank darah ini tidak dikelola oleh rumah sakit tapi ditangani secara khusus oleh PMI. Karena itu kata Huar Noning, PMI kita hidupkan kembali dan kalau bisa hibahkan anggaran untuk PMI untuk bangun bank darah di Lembata.
Catatan media ini, banyak masyarakat mengeluh ketika ada keluarga yang sakit membutuhkan donor darah. Terkadang keluarga sudah dapat orang untuk donor darah, tapi karena orang yang mau donor itu ternyata sudah minum tuak, kecapaian, tekanan darahnya tinggi sehingga tidak bisa donor.Terpaksa keluarga pasien cari lagi orang yang golongan darahnya sama dengan pasien. Apaagi golongan darah AB sangat sulit untuk kita dapat di Lembata dalam waktu cepat. (KN)
Discussion about this post